Kamis, 22 November 2012

Pembiayaan Pendidikan Dalam Negara Khilafah



Pendidikan Sebagai Kebutuhan Dasar
Eksistensi dan kelestarian umat Islam sebagai sebuah entitas yang memiliki keyakinan dan sistem hidup khas ditentukan oleh sejauh mana penjagaan mereka terhadap tsaqafah islamiyyah.   Penjagaan umat terhadap tsaqafah islamiyyah bergantung sepenuhnya pada perhatian mereka terhadap pendidikan umat.  Sebab, pendidikan adalah thariqah untuk menjaga tsaqafah islamiyyah agar tetap lestari di dalam dada kaum Muslim dan lembaran-lembaran karya ilmiah.   Ketika perhatian negara dan umat terhadap pendidikan tsaqafah islamiyyah mulai melemah,  pelan namun  pasti umat semakin jauh dari Islam.   Akibatnya, umat mengalami kemunduran hampir di seluruh bidang kehidupan.   Keadaan itu semakin diperparah dengan keberhasilan Barat memasukkan tsaqafah-tsaqafah asing, seperti nasionalisme dan demokrasi,  ke tengah-tengah kaum Muslim.  Umat Islam pun semakin terperosok dalam jurang keawaman terhadap tsaqafah islamiyyah. Akhirnya, mereka tidak mampu lagi mempertahankan eksistensi hadharah islamiyyah dan Daulah Islam sebagai akibat lemahnya pemahaman mereka terhadap Islam.

Kamis, 07 Juni 2012

Kapitalisme Biang Kerok Kebobrokan Sistem Pendidikan


Hajatan tahunan pemerintah dalam bidang pendidikan, yakni Ujian Nasional (UN) tingkat SD hingga SLTA, baru saja usai. Penyelenggaraan UN tahun 2012 menelan biaya hingga Rp. 600 milyar lebih.
Tujuan penyelenggaraan UN itu untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: 1. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan. 2. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. 3. Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; dan 4. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Senin, 21 Mei 2012

Akidah Islam Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Selama ini Bahasa Indonesia seringkali dipandang sebagai pelajaran tidak bergengsi. Tidak jarang siswa kelas menengah dan atas memandangnya dengan sebelah mata. Maklum saja, anggapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dalam komunikasi sehari-hari dipandang telah cukup. Tak perlu belajar pun, anak-anak sudah bisa berbahasa Indonesia. Padahal tak hanya sebagai alat komunikasi.
Perhatian khusus terhadap pelajaran Bahasa Indonesia akan mampu melejitkan kecerdasan siswa. Kecerdasan berbahasa ini akan meningkatkan kompetensinya di berbagai bidang ilmu. Namun hal yang paling penting adalah kemampuan berbahasa Indonesia akan menunjang proses membangun landasan berpikir siswa. Inilah yang disebut konsistensi menanamkan Aqidah Islam dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
Landasan Kemampuan Berbahasa Indonesia
Setiap kali memulai pelajaran Bahasa Indonesia di kelas baru, siswa selalu diingatkan pada target pembelajaran bahasa. Di dalam Al Qur’an Surat Fushilat: 33, disebutkan bahwa orang yang terbaik perkataannya adalah mereka yang menyerukan untuk beriman kepada Allah SWT, beramal shalih dan mengikrarkan diri secara nyata sebagai seorang muslim.

Ahsan Qaulan, dimaksudkan sebagai orang yang paling baik perkataannya. Perkataan seseorang menggunakan sarana bahasa. Sehingga target pembelajaran bahasa adalah menjadi orang-orang yang memiliki Ahsan Qaulan.
Ahsan Qaulan adalah sifat dan cara berbahasa orang-orang yang menyeru kepada Islam (berdakwah), beramal shalih dan menyatakan ke-Islamannya secara nyata. Inilah yang dimaksud dengan wajibnya Aqidah Islam menjadi landasan dalam berbahasa. Bisa dikatakan bahwa bahasa seseorang mampu menunjukkan aqidahnya. Setiap perkataan dan pernyataan seorang muslim tidak boleh bertentangan dengan aqidahnya.

Senin, 30 April 2012

Pertaruhan Integritas Bernama UN

Ujian Nasional (UN), baik di tingkat SD, SMP maupun SMA, seolah sepaket dengan isu-isu (fakta?) berikut: kecurangan, beredarnya kunci jawaban, kesalahan teknis penilaian, dan hura-hura pasca pengumuman kelulusan. Sampai kapan ini terus berulang? Tidak adakah mekanisme untuk menghentikannya?
Ujian Integritas
Sudah menjadi rahasia umum, pelaksanaan UN mempertaruhkan integritas para siswa, guru, kepala sekolah dan bahkan pengambil kebijakan di Dinas Pendidikan. Pasti, setiap sekolah memiliki target kelulusan 100 persen. Target itu turun-temurun dari pundak kepala daerah, ke Dinas Pendidikan, ke kepala sekolah, ke guru lantas ke siswa.
Target lulus ini, menyangkut jabatan, nama baik daerah dan sekolah bersangkutan. Prestasi kelulusan menjadi salah satu parameter sekolah dalam penerimaan siswa tahun ajaran baru. Label sebagai sekolah yang sukses meluluskan anak didiknya akan menaikkan taraf gengsi. Itu artinya berkah berupa kelimpahan jumlah siswa akan didapat pada tahun ajaran baru nanti.