Minggu, 05 Mei 2013

Keutamaan Ahli Ilmu


Seorang ulama besar di kalangan tabi’in sekaligus muhaddits bernama Imam Ayub Kaysan as-Sakhtiyani al-Bashri (w 131 H), sebagaimana pernah dituturkan oleh muridnya, Hammad bin Zaid mengisahkan, suatu saat pernah ditanya, “Ilmu hari ini lebih banyak atau lebih sedikit?” Ia menjawab,  “Hari ini obrolan lebih banyak! Adapun sebelum sebelum hari ini, ilmu lebih banyak.” (Al-Hafidz al-Fasawi, Al-Ma’rifah wa at-Tarikh, II/232).
Jika pada masa tabi’in saja Imam Ayub menilai bahwa obrolan lebih banyak daripada ilmu, bagaimana dengan zaman ini? Jawabannya sudah sama-sama diketahui hanya dengan melihat realitas keseharian saat ini. Hari ini, misalnya, majelis-majelis ilmu selalu lebih sedikit daripada ‘majelis-majelis’ hiburan dan permainan, warung-warung kopi sekaligus tempat-tempat ngerumpi, tempat-tempat nongkrong di pinggir-pinggir jalan atau di mal-mal, dll. Orang-orang yang hadir di majelis-majelis ilmu pun selalu lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang hadir di tempat-tempat keramaian lainnya, seperti di panggung-panggung hiburan yang menampilkan para musisi dan artis idola. Wajarlah jika pada hari ini jumlah umat Islam yang awam atau bodoh terhadap agamanya selalu jauh lebih banyak daripada orang-orang alimnya. Padahal kebanyakan mereka tahu bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim, sama seperti kewajiban individual lainnya seperti shalat, shaum Ramadhan, dll. Nabi Muhammad SAW  bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap Muslim." (HR  Ibnu  Majah dari Anas ra).

Kamis, 02 Mei 2013

Sistem Ujian Nasional Vs Sistem Ujian Pendidikan Khilafah


Tanggal 2 Mei  adalah hari pendidikan Nasional. Sekarang bangsa Indonesia sudah memasuki tahun 2013, berarti bangsa ini sudah ”merdeka” selama  68 tahun. Tentu kita patut bertanya, apa kabar dunia pendidikan Indonesia?  Sudahkah dunia pendidikan memberikan kontribusi SDM unggul yang mampu menjadikan bangsa Indonesia maju?.
Berhasilnya  pendidikan suatu bangsa menjadikan bangsa itu bangkit untuk mencapai kemajuan. Sebaliknya mundurnya suatu bangsa karena gagalnya pendidikan, untuk membangkitkannya melalui pemikiran. Jika di perhatikan bangsa- bangsa di dunia ini tidak ada yang hancur karena kemiskinanya. Akan tetapi hancurnya bangsa, karena bangsa itu tidak berhasil menjadikan  pemikiran sebagai pijakan kebangkitan karena  gagalnya pendidikan.  Karena pemikiran manusia rusak, maka  kerusakan terjadi di seluruh aspek kehidupan.

Selasa, 12 Februari 2013

Kurikulum Pendidikan Khilafah: Solusi Tuntas Dekadensi Moral


Oleh: Rini Syafri
(Lajnah Mashlahiyah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia)

Sejumlah fakta menunjukkan dekadensi moral (kemerosotan akhlak) yang melanda generasi bangsa ini sudah pada tingkat mengkhawatirkan. Hedonis,permissive, pragmatisme, materialisme yang merupakan nilai-nilai ideologi sekuler kapitalisme  begitu nyata mencelupi kesucian jiwa dan kecerdasan generasi.  Seks bebas, tawuran dan narkoba kian marak dikalangan pelajar.  Karenanya pemerintah berkebijakan menambah jam mata pelajaran pendidikan agama pada kurikulum 2013.  Hal ini sebagaimana ditegaskan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis Kemenag) Nur Syam, yang diberitakan jpnn.com., 26 Januari 2013 yang lalu.  Yaitu bahwa semangat penambahan jam pelajaran pendidikan agama pada kurikulum baru itu adalah untuk memperbaiki moral bangsa.

Dekadensi Moral Petaka Kurikulum Sistem Politik Demokrasi
Sebagai pelindung dan pelayan masyarakat sudah semestinya pemerintah berupaya secara serius mengatasi persoalan dekadensi moral, karena nyata-nyata mengakibat berbagai kemudharatan.  Yaitu di antaranya melalui kebijakan penerapan kurikulum pendidikan yang benar (Islam).  Karena jika tidak, maka yang terjadi adalah kaum terpelajar yang  berpola fakir dan berpola sikap sekuler, sekalipun ia seorang muslim.

Kamis, 22 November 2012

Pembiayaan Pendidikan Dalam Negara Khilafah



Pendidikan Sebagai Kebutuhan Dasar
Eksistensi dan kelestarian umat Islam sebagai sebuah entitas yang memiliki keyakinan dan sistem hidup khas ditentukan oleh sejauh mana penjagaan mereka terhadap tsaqafah islamiyyah.   Penjagaan umat terhadap tsaqafah islamiyyah bergantung sepenuhnya pada perhatian mereka terhadap pendidikan umat.  Sebab, pendidikan adalah thariqah untuk menjaga tsaqafah islamiyyah agar tetap lestari di dalam dada kaum Muslim dan lembaran-lembaran karya ilmiah.   Ketika perhatian negara dan umat terhadap pendidikan tsaqafah islamiyyah mulai melemah,  pelan namun  pasti umat semakin jauh dari Islam.   Akibatnya, umat mengalami kemunduran hampir di seluruh bidang kehidupan.   Keadaan itu semakin diperparah dengan keberhasilan Barat memasukkan tsaqafah-tsaqafah asing, seperti nasionalisme dan demokrasi,  ke tengah-tengah kaum Muslim.  Umat Islam pun semakin terperosok dalam jurang keawaman terhadap tsaqafah islamiyyah. Akhirnya, mereka tidak mampu lagi mempertahankan eksistensi hadharah islamiyyah dan Daulah Islam sebagai akibat lemahnya pemahaman mereka terhadap Islam.

Kamis, 07 Juni 2012

Kapitalisme Biang Kerok Kebobrokan Sistem Pendidikan


Hajatan tahunan pemerintah dalam bidang pendidikan, yakni Ujian Nasional (UN) tingkat SD hingga SLTA, baru saja usai. Penyelenggaraan UN tahun 2012 menelan biaya hingga Rp. 600 milyar lebih.
Tujuan penyelenggaraan UN itu untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: 1. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan. 2. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. 3. Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; dan 4. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Senin, 21 Mei 2012

Akidah Islam Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Selama ini Bahasa Indonesia seringkali dipandang sebagai pelajaran tidak bergengsi. Tidak jarang siswa kelas menengah dan atas memandangnya dengan sebelah mata. Maklum saja, anggapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dalam komunikasi sehari-hari dipandang telah cukup. Tak perlu belajar pun, anak-anak sudah bisa berbahasa Indonesia. Padahal tak hanya sebagai alat komunikasi.
Perhatian khusus terhadap pelajaran Bahasa Indonesia akan mampu melejitkan kecerdasan siswa. Kecerdasan berbahasa ini akan meningkatkan kompetensinya di berbagai bidang ilmu. Namun hal yang paling penting adalah kemampuan berbahasa Indonesia akan menunjang proses membangun landasan berpikir siswa. Inilah yang disebut konsistensi menanamkan Aqidah Islam dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
Landasan Kemampuan Berbahasa Indonesia
Setiap kali memulai pelajaran Bahasa Indonesia di kelas baru, siswa selalu diingatkan pada target pembelajaran bahasa. Di dalam Al Qur’an Surat Fushilat: 33, disebutkan bahwa orang yang terbaik perkataannya adalah mereka yang menyerukan untuk beriman kepada Allah SWT, beramal shalih dan mengikrarkan diri secara nyata sebagai seorang muslim.

Ahsan Qaulan, dimaksudkan sebagai orang yang paling baik perkataannya. Perkataan seseorang menggunakan sarana bahasa. Sehingga target pembelajaran bahasa adalah menjadi orang-orang yang memiliki Ahsan Qaulan.
Ahsan Qaulan adalah sifat dan cara berbahasa orang-orang yang menyeru kepada Islam (berdakwah), beramal shalih dan menyatakan ke-Islamannya secara nyata. Inilah yang dimaksud dengan wajibnya Aqidah Islam menjadi landasan dalam berbahasa. Bisa dikatakan bahwa bahasa seseorang mampu menunjukkan aqidahnya. Setiap perkataan dan pernyataan seorang muslim tidak boleh bertentangan dengan aqidahnya.

Senin, 30 April 2012

Pertaruhan Integritas Bernama UN

Ujian Nasional (UN), baik di tingkat SD, SMP maupun SMA, seolah sepaket dengan isu-isu (fakta?) berikut: kecurangan, beredarnya kunci jawaban, kesalahan teknis penilaian, dan hura-hura pasca pengumuman kelulusan. Sampai kapan ini terus berulang? Tidak adakah mekanisme untuk menghentikannya?
Ujian Integritas
Sudah menjadi rahasia umum, pelaksanaan UN mempertaruhkan integritas para siswa, guru, kepala sekolah dan bahkan pengambil kebijakan di Dinas Pendidikan. Pasti, setiap sekolah memiliki target kelulusan 100 persen. Target itu turun-temurun dari pundak kepala daerah, ke Dinas Pendidikan, ke kepala sekolah, ke guru lantas ke siswa.
Target lulus ini, menyangkut jabatan, nama baik daerah dan sekolah bersangkutan. Prestasi kelulusan menjadi salah satu parameter sekolah dalam penerimaan siswa tahun ajaran baru. Label sebagai sekolah yang sukses meluluskan anak didiknya akan menaikkan taraf gengsi. Itu artinya berkah berupa kelimpahan jumlah siswa akan didapat pada tahun ajaran baru nanti.

Selasa, 06 Desember 2011

Pendidikan Indonesia Berlumur Dosa dari Akar Hingga Buah


Akhir-akhir ini institusi pendidikan di Indonesia semakin dituntut untuk menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas itu sendiri didefinisikan sebagai sesuai dengan kebutuhan pasar lapangan kerja. Kurikulum-kurikulum pendidikan yang dibuat, universitas- universitas yang didirikan adalah untuk mencetak masyarakat yang siap dimanfaatkan oleh pasar.
Orientasi pendidikan yang sejatinya sebagai proses pembentukan kepribadian dan pendewasaan kedepannya akan berubah menjadi alat produksi yang penekanannya fokus untuk menyediakan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar, lebih tepatnya kebutuhan para kapitalis/pemilik modal.

Senin, 03 Oktober 2011

Sekolah Ideal Untuk Anak


Sekolah adalah salah satu pihak yang berperan dalam proses pendidikan anak, selain orangtua dan lingkungan kehidupan. Keberadaan tiga pihak ini tidak bisa dipisahkan. Baik-buruknya masa depan anak ditentukan oleh baik-tidaknya pendidikan yang diberikan orangtua, sekolah serta lingkungan di sekelilingnya. Kesuksesan anak tidak bisa hanya ditentukan oleh salah satu pihak saja.
Pihak yang memiliki kewajiban pertama dan utama dalam mendidik anak adalah orangtua, baik secara langsung ataupun mewakilkannya kepada pihak lain. Apabila orangtua abai terhadap pendidikan dasar yang benar bagi anak-anak mereka, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban atas kelalaian ini. Akibat yang akan diperoleh di dunia adalah pertaruhan masa depan anak. Padahal Allah SWT telah memerintahkan kepada setiap orang beriman untuk menjaga dirinya dan keluarganya termasuk anak-anaknya dari api neraka (QS at-Tahrim [66]: 6).

Selasa, 17 Mei 2011

Pendidikan Karakter Kebangsaan, Akankah Menyelamatkan Generasi Bangsa ?


Dunia remaja dan pelajar Indonesia hingga saat ini masih tetap diwarnai tawuran, kriminalitas, kekerasan, pergaulan bebas, miras dan obat terlarang.  Tentunya, menjadi pertanyaan besar bagi kita semua ada apa dengan pendidikan generasi kita? Dsisi lain, ada fakta bahwa remaja kita berdasar pada hasil survei lembaga swasta baru-baru ini, sebanyak 48,9 persen pelajar di Jakarta bersedia melakukan kekerasan terkait isu agama dan moralitas (vivanews.com, 1 Mei 2011).  Kasus bob yang melibatkan pemuda, pelaku dan korban cuci otak dari kalangan pemuda, dan juga kondisi buruk dunia remaja, memunculkan kembali pemikiran tentang perlunya peserta didik mendapatkan pendidikan karakter ke-Indonesiaan. Karena itulah, pendidikan karakter kebangsaan dicanangkan pada peringatan Hardiknas tahun 2011 lalu.
Masalahnya, benarkah yang dibutuhkan oleh generasi bangsa ini adalah pendidikan karakter kebangsaan? Apakah sudut pandang kebangsaan yang menjadi acuan pemerintah tersebut akan efektif untuk membangun dan memajukan bangsa?  Bagaimana sebenarnya arah pendidikan generasi sehingga menghasilkan sumber daya yang mampu membangun bangsa?

Minggu, 27 Februari 2011

Akhlak Seorang Guru


Islam memiliki kriteria yang sangat ketat dalam persoalan guru, terutama berkaitan dengan akhlaq. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan pada mayoritas sekolah umum, yang hampir tidak pernah melihat akhlaq calon guru-gurunya, melainkan hanya melihat ijazah pendidikan akademisnya. Bahkan, untuk guru agama sekalipun, sekolah tidak merasa perlu untuk menelusuri latar belakang dan akhlaq keseharian dari sang calon guru.

Kriteria Guru Menurut Para Ulama
Untuk mengetahui lebih jauh, kita akan mencoba melihat apa saja kriteria guru dari para ulama pendidikan Islam terdahulu.

Imam al-Ghazali memiliki empat syarat utama bagi guru yakni cerdas, sempurna akalnya, baik akhlaqnya dan kuat fisiknya.

Senin, 22 November 2010

Kunci Pendidikan yang Baik

Sekolah telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang-tua yang penuh perhatian.
Jika orang-tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang-tua yang selalu bersikap mendukung. Apa yang dapat dilakukan oleh orang-tua bagi anaknya setelah mereka memasuki pendidikan di sekolah? Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang-tua agar anaknya dapat berprestasi di sekolah.

Kamis, 11 November 2010

Wukuf Arafah Hari Senin, Maka Hari Raya Idul Adha Jatuh Pada Hari Selasa, 16 November 2010

Ulama seluruh madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) telah sepakat mengamalkan ru’yat yang sama untuk Idul Adha. Ru’yat yang dimaksud, adalah ru’yatul hilal (pengamatan bulan sabit) untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah, yang dilakukan oleh penduduk Makkah. Ru’yat ini berlaku untuk seluruh dunia.
Berdasarkan informasi dari Haramain Syarifain, 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Ahad, 7 November 2010. Maka wukuf di Arafah jatuh pada hari Senin, 15 November 2010. Dengan demikian maka Hari Raya Idul Adha 1431 H jatuh pada hari Selasa, 16 November 2010.

Senin, 01 November 2010

Banjir, Tsunami, dan Merapi Meletus: Peringatan Bagi Negeri yang Penuh dengan Maksiyat

Memang negeri muslim terbesar di dunia ini terlalu banyak maksiyat terhadap Allah Swt. Kejahatan menjamur ibarat jamur di musim hujan. Mulai dari perusakkan generasi muda, hingga korupsi para penguasa. Semua berpangkal dari pengabaian mereka terhadap aturan Allah Swt., Rabb Al-Mudabbir. Pantas saja, musibah dan peringatan dari Sang Pencipta alam raya terus terjadi. Tetapi sangat disayangkan, masih banyak juga yang enggan merenungkannya.

Hampir secara bersamaan, Tsunami menerjang Mentawai, di Jakarta dilanda banjir dan di Jawa Gunung Merapi meletus. Indonesia kembali menangis, yang semestinya juga menangisi atas dosa yang selama ini dilakukan.

Minggu, 26 September 2010

Perlakuan dan Kedudukan Non Muslim Dalam Islam


Dua hari pasca idul fitri kekhusuan umat Islam terusik kembali. Sebuah insiden yang berlatar belakang konplik antar agama mencuat ke permukaan. Pristiwa ini bermula ketika iring-iringan jemaat HKBP Pondok Timur Indah, Mustikajaya Bekasi diserang sekelompok orang tak dikenal identitasnya pada Ahad (12/9) pagi. Pristiwa tersebut mengakibatkan seorang pengurus HKBP, Asia lumban Toruan (50), dan Pendeta Luspida Simanjuntak (40) mengalami luka-luka. (Republika, 15/9/2010).

Senin, 16 Agustus 2010

Pendidikan Konsep Ta’dib Sebagai Solusi Pendidikan Islam di Era Global

Oleh: Kholili Hasib
Pendahuluan
Ta’dib adalah konsep pendidikan Islam yang digagas oleh Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang bertujuan mencetak manusia beradab. Ide al-Attas tersebut dilatarbelakangi oleh krisis ilmu yang dialami kaum muslim kontemporer. Menurut al-Attas, tantangan terbesar yang dihadapi dunia muslim kontemporer adalah kesalahan dibidang ilmu. Hal tersebut mengakibatkan hilangnya adab (the loss of adab). Kehilangan adab di sini maksudnya kehilangan identitas, identitas ilmu-ilmu keislaman dan identitas ilmuan muslim. Definisi sains

Kamis, 29 Juli 2010

Kebijakan Sertifikasi dan Arah Pendidikan Indonesia



Kebijakan sertifikasi yang menuai pro kontra di masyarakat masih berupa perbincangan hangat untuk dibicarakan. Di media massa kebijakan sertifikasi yang dikeluarkan oleh pemerintah menunjukkan adanya berbagai kelemahan dan kecurangan baik dalam konsep maupun teknis pelaksanaannya. Hal ini patut menjadi sorotan masyarakat, karena kebijakan pemerintah dalam hal ini sertifikasi memiliki pengaruh yang sangat besar bagi arah pendidikan negeri ini. 
Berbagai pihak yang terkait dengan sertifkasi guru ini, mesti memandang kebijakan ini secara komprehensif, artinya kita perlu secara bijak menganalisis secara mendalam dan menyeluruh kebijakan yang satu ini.

Selasa, 08 Juni 2010

Metode Pendidikan Rasulullah

Era globalisasi seakan tidak bisa dibendung lajunya memasuki setiap sudut negara dan menjadi sebuah keniscayaan. Era ini menghendaki setiap negara beserta individunya harus mampu bersaing satu sama lain baik antar negara maupun antar individu. Persaingan yang menjadi esensi dari globalisasi tak jarang memiliki pengaruh dan dampak yang negatif pula jika dicermati dengan seksama. Pengaruh yang ada dari globalisasi pada aspek kehidupan meskipun awal tujuannya diarahkan pada bidang ekonomi dan perdagangan serta

Rabu, 02 Juni 2010

Pola Pikir Sains dan Rasional



Pola pikir sains (Tharikah Ilmiah) adalah suatu metode pengkajian yang dapat ditempuh agar seseorang sampai pada tahap mengetahui hakikat sesuatu yang diteliti, melalui berbagai macam percobaan ilmiah. Tetapi proses pencapaian hanya  berlaku bagi benda-benda yang bersifat materi/fisik, dan tidak terhadap idea-idea (abstarak). Thariqah ilmiah ini dapat ditetapkan dengan cara memperlakuakan benda pada situasi/keadaan tertentu bukan pada situasi/kondisi yang alami. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan hasil percobaan pada situasi/kondisi alami yang telah ada (Kontrol). Dari hasil percobaan yang diperoleh serta perbandingan yang dilakukan, dapat diambil suatu kesimpulan tentang hakikat benda yang diteliti dan dapat diserap oleh indera. Bentuk percobaan ini telah lazim

Maktab dalam Peradaban Islam


Melek ilmu telah sejak dini dikenalkan dalam dunia Islam. Berbagai lembaga pendidikan lahir untuk memenuhi kepentingan ini. Salah satunya adalah maktab atau sering pula dikenal sebagai kuttab. Melalui maktab, sejumlah bidang ilmu diajarkan kepada para siswanya, misalnya tata bahasa dan Alquran.

Istilah maktab atau kuttab juga berserak dalam beragam literatur Islam. Hal ini menunjukkan maktab telah ada sejak abad pertama Islam. Siswa yang belajar di lembaga ini berasal dari kalangan merdeka dan budak. Sebuah riwayat menegaskan keberadaan lembaga tersebut.

Senin, 31 Mei 2010

Ribuan Wanita inggris Memeluk Islam

Surat kabar Inggris The Times mengatakan: "Ribuan wanita muda Inggris yang tinggal di Inggris Raya telah memutuskan untuk masuk Islam, meskipun rasisme terhadap kaum Muslim di Eropa terus meningkat, dan yang terakhir adalah usaha untuk melarang pemakaian cadar."
Surat kabar yang diterbitkan di London itu menambahkan dalam sebuah laporannya pada hari Sabtu (29/5) bahwa jumlah orang yang masuk Islam meningkat, sementara pada saat yang sama jumlah penduduk yang melakukan doa setiap minggu di Gereja Inggris berkurang dari 2% penduduk.
Para wanita yang melakukan shalat di Masjid Pusat London di Regent's Park sekitar dua-pertiga dari kaum Muslim baru yang mengucapkan dua kalimat syahadah, dan sebagian besar dari mereka berumur kurang dari tiga puluh tahun.

Minggu, 30 Mei 2010

Agar Anak Mencintai Ilmu

Perumpamaan orang yang mempelajari ilmu pada waktu kecil adalah seperti memahat batu, sedangkan perumpamaan mempelajari ilmu ketika dewasa adalah seperti menulis di atas air. (HR ath-Thabrani dari Abu Darda’ ra.).

Dalam sejarah, tidak ditemukan suatu agama yang mendorong pemeluk-nya untuk memberikan pengajaran kepada anak-anak seperti Islam. Islam menjadikan seorang Muslim memiliki antusiasme yang sangat tinggi untuk belajar dan mengajar. Antusiasme inilah yang menjadikan mereka sangat isimewa sepanjang sejarahnya yang panjang. Apalagi bagi mereka, menuntut ilmu adalah ibadah yang paling utama, yang bisa dijadikan media untuk mendekatkan diri kepada Alllah.
Masa kanak-kanak merupakan fase yang paling subur untuk melakukan pembinaan keilmuan dan pemikiran. Pada masa ini daya tangkap dan daya serap otak mereka berada pada kemampuan maksimal; dada mereka lebih longgar dan lebih hapal terhadap apa yang mereka dengar. Abu Hurairah ra. meriwayatkan secara marfû’, bahwa Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): Siapa yang mempelajari al-Quran ketika masih muda, maka al-Quran itu akan menyatu dengan daging dan darahnya. Siapa yang mempelajarinya ketika dewasa, sedangkan ilmu itu akan lepas darinya dan tidak melekat pada dirinya, maka ia mendapatkan pahala dua kali. (HR al-Baihaqi, ad-Dailami, dan al-Hakim).

Selasa, 25 Mei 2010

Dari Kongres Umat Islam Indonesia(KUII)-V : BUTUH PEMIMPIN BERTAKWA DAN SISTEM YANG BERDASARKAN SYARIAH

Pada tahun 2010 ini, lebih dari 200 kabupaten/kota di Indonesia melaksanakan pemilihan kepala daerah langsung (Pilkada). Sebagian pihak menilai Pilkada hanya menghamburkan uang rakyat dan menyibukkan rakyat dengan perkara yang telah terbukti gagal memperbaiki nasib rakyat. Sebagai bagian dari proses demokrasi, Pilkada juga melahirkan perilaku tidak terpuji seperti politik uang, manipulasi suara hingga bentrok fisik antarpendukung calon. Semua itu akhirnya merugikan masyarakat baik secara moral maupun material.
Yang lebih memprihatinkan, calon pemimpin yang diusung dalam Pilkada banyak yang menuai pro-kontra di masyarakat, terutama karena mereka dianggap amoral (cacat moral).
Terkait dengan kondisi faktual di atas, dalam Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) V di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta tanggal 7-10 Mei 2010 lalu akhirnya mengemuka masalah kepemimpinan. Kongres yang dibuka Presiden SBY dan ditutup Wapres Boediono ini menyepakati pentingnya kriteria moralitas dalam penentuan seorang pemimpin, baik kepemimpinan pada tingkat lokal, nasional maupun global. Ketua Umum MUI KH Sahal Mahfudz menyebut adanya krisis kepemimpinan di Tanah Air. Mendagri Gamawan Fauzi juga sempat risau dengan munculnya para calon pemimpin yang cacat moral dalam Pilkada di berbagai daerah.

Kamis, 20 Mei 2010

Salam Pembuka

Assalamu"alaikum wb.wb
Selamat datang di blog Gema Arafat merupakan Akronim dari sebuah hadits Rasululullah SAW. Addabanii Robbii Faahsana Ta'diibii (HR. Assam'aani dari Ibnu Ma'ud) Artinya: Telah mendidik kepadaku Tuhan-Ku, maka Dia telah membuat baik pendidikanku. Blog ini di dalamnya memuat seputar dunia pendidikan dan dakwah Islam. Semoga bermanfaat. Selamat menikmati.
Wassalamu'alaikum wr.wb.

Selasa, 18 Mei 2010

Potret Buram Pendidikan di Indonesia


Pentingnya pendidikan sudah dirasakan manusia semanjak zaman kuno. Ketika itu pendidikan diletakkan sebagai pondasi dan menjadi prioritas untuk memunculkan peradaban. Bagi sebuah masyarakat, pendidikan mempunyai peranan vital. Pendidikanlah yang memungkinkan pelita pemikiran suatu masyarakat menyala terang. Yang akan memberi pada gerak hidup masyarakakat untuk tumbuh dan berkembang melintasi zaman seraya mewujudkan kemajuan dan kemakmuran.
Namun sayang, harapan itu jauh panggang dari api, meski sudah merdeka lebih dari setengah abad dunia pendidikan di Indonesia masih menimbun berbagai masalah. Mulai dari biaya sekolah yang cukup tinggi, kondisi gedung yang tidak layak, minimnya anggaran dari pemerintah, kualitas SDM yang rendah, kurikulum yang mandul, minat belajar siswa yang rendah, nasib para pengajarnya, kompetensi dan teladan para pendidik dan segudang masalah lain yang satu sama lain saling berkait.

Minggu, 16 Mei 2010

Pendidikan Islam Mencetak Pribadi Unggul


Tidak bisa dipungkiri, bahwa kondisi pendidikan di negeri kita saat ini masih memprihatinkan. Dari sisi SDM misalnya, yang dihasilkan oleh pendidikan kita jauh dari harapan. Saat ini, hampir di seluruh kota-kota besar tawuran antar pelajar, seks bebas, narkoba, dan perilaku rusak lainnya seolah-olah menjadi ‘teman karib’ para pelajar sekarang. Kepribadian mereka kacau; tidak tersentuh sama sekali nilai-nilai Islam. Memang, ada pelajar-pelajar yang berprestasi dan berkepribadian tangguh, namun jumlah mereka tidak sebanyak pelajar yang ‘bermasalah’.
Di tingkat lulusan sarjana, saat ini jumlah penganggurannya sudah diambang angka yang mengkhawatirkan. Jika ini terjadi maka problem sosial baru akan bermunculan. Jika ditanya, apa penyebab utama dari carut-marutnya pendidikan di negeri ini, maka penyebabnya bersifat sistemik, yakni karena diterapkannya sistem pendidikan sekular, dan dicampakkannya sistem pendidikan Islam.